hari ini dan kemarin saya mendapat sebuah cerita yang itu adalah
realita dan benar terjadi, dari dari itu saya dapat pelajaran yang
sangat berharga,,, bahwa ketulusan hati, kasih sayang, tak akan lekang
oleh waktu...
1. Janji seorang kakek
Ketika sedang berkebun ia ber-ujar, jika hasil kebunku ini laku diatas 50 ribu, akan aku belikan bakmi untuk keluargaku...
dan
akhirnya itu benar terjadi, hasilnya 60ribu... 10 ribu ia gunakan untuk
membeli rokok tembakau... sisanya 50ribu ia bawa ke warung bakmi, dan
langsung memesan bakmi 6bungkus. dengan sabar ia menunggu,,, setelah
selesai ia bertanya berapa harga semua bakmi? ternyata tak diduga
harganya melebihi 50ribu... ia bingung, dan berkata bahwa uangnya hanya
50ribu, karena yang 10ribu ia gunakan untuk membeli rokok tembakau...
dengan ikhlas sang pedangang bakmi tersebut megatakan bahwa ia ikhlaskan
bakmi itu walau uangnya kurang... dengan senang ia mengayuh sepeda
tuanya sambil membawa bakmi tersebut.
2 bungkus ia hampirkan
kepada sanak saudaranya, dan satu bungkus ia antarkan kepada adiknya...
karena ia tau adiknya sangat senang bakmi itu, dan kebetulan adiknya
sakit strok, dan hari itu tidak mau makan sama sekali. ketika sang kakek
sampai dirumah adiknya tersebut, adiknya langsung lahap memakannya...
sampai
dirumah anggota keluarganya menanti... akhirnya sisa bungkusan tersebut
dinikmati bersama keluarganya... (beliau adalah kakak tertua dari
nenekku, yang aku memanggilnya juga dengan sebutan kakek)
2. Sepiring berdua
ada
seorang nenek yang saya sendiri jadi malu jika membandingkan
dengannya... hingga saat ini setiap ia mendapat makanan, apapun itu
selalu berbagi setengah2 dengan suaminya... suatu saat anaknya bercerita
ketika berkunjung kerumahku,,, jika di belikan roti, ia hanya mengambil
satu dan membagi dua dengan suaminya, dibelikan jeruk, dibagi dua pula
dengan suaminya... hingga suatu saat sedang bertani di sawah, membawa
lauk bungkusan, satu bungkus dimakan berdua dengan suaminya... anaknya
heran, hingga menantunya pun akhirnya bicara, lihat tuh bapak sama
ibu... sampai tua pun masih langgeng cintanya... dan itu bukan karena
roti, jeruk, dan nasi bungkus cuma dikit, atau tidak habis jika makan
satu satu, tapi mungkin sang nenek telah merasakan betapa susahnya
mencari makanan dahulu kala, untuk keluarganya,,, dan tentu rasa cinta
kepada sang suami... (suami sang nenek adalah kakek kakek yang membeli
bakmi dengan uang 50ribu diatas... ckckck...)
3. Sirene pemadam kebakaran
suatu
malam saat sedang berkumpul bersama keluarga dirumah, ada suara seprti
suara ambulan, tetapi setelah didengar seksama, hingga suara semakin
dekat itu adalah suara pemadam kebakaran, sangat jelas karena rumahku
memang di pinggir jalan raya... dan terjadilah kemacetan panjang karena
jalan depan rumahku sempit untuk dilalui kendaraan sebesar itu. hingga
kira2 satu jam berlalu, mobil pemadam tersebut kembali melewati depan
rumahku... aku bertanya dalam hati pastinya, dimana kebakarannya?
2
hari berlalu setelah malam itu, hari sabtu sore aq duduk di bale depan
rumah, setelah lelah mengendara motor sepulang kerja... tiba2 seorang
bapak berhenti didepan pagar, dan kusadari itu adalah saudaraku, aku
memanggilnya mbah, karena bapakku megajarkanku dan memberitahu bahwa
silsilahnya memang begitu... walau umurnya mungkin tidak terlalu jauh
dengan ayahku yang separuh abad...
yang mengejutkan, ia membawa
berita bahwa anak perempuannya meninggal kecemplung di sumur tua yang
sudah tidak terpakai dekat rumahnya... ketika anaknya bermain main
bersama teman temannya untuk memetik rambutan... ia menunggu dibawah
sambil menunjuk kepada temannya, itu.. itu.. sambil mundur dan mundur
dari langkahnya, dan akhirnya terjatuh kedalam sumur... pada hari itu
sebenarnya ibunya mengajaknya kepasar tapi tidak mau...
sang
ayah... yang baru saja pulang, ia terhambat kemacetan panjang, dan
kemacetan itu karena pemadam kebakaran yang lewat depan rumahku tadi,
dan pemadam itulah yang menaikkan jenazah sang anak perempuan dari sumur
tua tersebut... dan sudah tidak bernyawa lagi... sang ayah yang
terhambat macet karena kematian anaknya... sedih saat saya menulis
ini... tapi inilah takdir... sang ayah dengan tabah menerima semua ini,
karena kebetulan ia adalah seorang prajurit, tentara republik ini...
(wartawan dan polisi berdatangan, tapi sang ayah melarang untuk
menerbitkan ke media apapun, karena anak tertuanya, kakak sang adik
sedang pendidikan tentara di surabaya... kejadian tersebut adalah di
daerah sumir, dan sang ayah terjebak macet di pln ujung aspal, yang
berjarak sekitar 4kilometer dari rumahnya di sumir tersebut)
4. Jam dindingku
dan ini alasan kenapa aku menceritakan semua ini kepada sahabatku semua...
satu
jam yang lalu, jam dinding kamarku berhenti berdetak, berhenti pada
pukul setengah delapan, padahal sebenarnya pukul setengah sembilan,,,
pastinya aku langsung ambil stok batere jam di lemari, dan aku turunkan
dengan maksud menggantinya, aku lihat jam dindingku berdebu... cukup
tebal, aku ambil lap dan bersihkan... bagian depan, dan ke bagian
belakang... ketika aku balik ke bagian depan lagi... jam tersebut
kembali berdetak... (ada apa ini) ah mungkin kendor baterenya...
(mungkin)
tanpa menunggu lama aq pasang kembali didinding kamar
setelah mencocokan waktunya dengan jam dinding di ruang keluarga...
ketika aq masukkan kembali batere baru ke lemari, aku terduduk,
memandangi jam tersebut...
jam dinding tersebut sepertinya
ingin mengingatkanku... tentang WAKTU... hingga aq mengingat yg aku
alami 2 hari ini... terima kasih jam dindingku, padahal kadang aku
menyepelekanmu ketika terbangun terlalu siang... ah baru jam segini...
ujarku... tapi jam dinding selalu mengingatkanku tentang WAKTU,,, waktu
yang aku lalui masih jauh dari kasih dan sayang kepada sesama... (jam
dinding berbingkai merah hitam dengan angka arab, berlukiskan kaligrafi
ditengahnya, aku membelinya sekitar 5 tahun lalu, saat tahap akhir
menyelesaikan kuliah dia bandung, dari kosan hingga akhirnya ke kamar
rumahku,,, walau tidak mewah tetapi engkau jauh berharga,,,)
terima kasih untuk semuanya
arie d. hermansyah
Jakarta.
sip
ReplyDelete